Review Film A Quiet Place Part II: Masih Mengancam Lewat Sunyi
4 min readReview Film A Quiet Place Part II: Masih Mengancam Lewat Sunyi – Film A Quiet Place Part II pantas dinobatkan selaku salah satu film sekuel yang sukses. Umumnya, film sekuel sering selesai mengecewakan.
Review Film A Quiet Place Part II: Masih Mengancam Lewat Sunyi
flixmaster – Tetapi, John Krasinski yang kembali menyutradarai serta menulis film ini menanggapi keragu- raguan khalayak dengan eksekusinya yang sempurna.
Dikutipp dari kumparan, Film ini hendak disiarkan pada bulan Maret. Apalagi, Paramount Pictures telah melaksanakan world premiere di Kota New York pada 8 Maret 2020. Tetapi, endemi COVID- 19
memforsir luncurkan A Quiet Place II diundur. Sehabis 3 kali penukaran agenda luncurkan, John Krasinski kesimpulannya memublikasikan A Quiet Place II tayang pada 26 Mei tahun 2021.
A Quiet Place Part II dibuka dengan segmen flashback, persisnya saat sebelum para alien melanda. Lee Abbott( John Krasinski) nampak lagi melihat perlombaan baseball buah hatinya, Marcus Abbott( Noah Jupe). Istri serta anak perempuannya, Evelyn Abbott( Emily Blunt) serta Regan Abbott( Millicent Simmonds), turut menemani. Kala Marcus menemukan kesempatan memukul bola, seluruh orang yang terdapat di stadion seketika alihkan pemikirannya ke langit. Suatu meteor tiba menghujam alam.
Baca juga : Review 28 Weeks Later
Dari segmen itu, A Quiet Place Part II beralih ke era saat ini, meneruskan segmen terakhir di film pertamanya. Keluarga Abbott serta bocah Evelyn yang terkini lahir menyudahi buat meninggalkan peternakan mereka yang habis diserbu alien. Mereka berupaya mencari“ nasib” terkini serta sesama penyintas di bumi luar.
Kala menapaki suatu kota yang hening, keluarga Abbott seketika terjebak suatu jerat. Suara yang ditimbulkan membuat kehadiran mereka dikenal para alien yang sensitif hendak suara itu. Asian, seseorang laki- laki bertopi melindungi mereka yang nyatanya merupakan sahabat lama Lee, Emmett( Cillian Murphy).
Emmet mengundang Evelyn serta buah hatinya buat bersembunyi di bunkernya. Betapa terkejutnya mereka kala mengikuti buaian lagu timbul dari radio di bunker. Emmett berkata, lagu itu telah terputar 4 bulan lamanya, tetapi beliau sedang saja belum ketahui dari mana asalnya.
Regan percaya lagu itu berawal dari salah satu pulau yang tidak jauh dari posisi bunker serta diperdengarkan selaku tanda panggilan. Berbekal agama itu, Regan serta Emmet mulai berkelana buat mencari sumbernya sedangkan Evelyn, Marcus, serta bayinya bertahan di bunker.
Dengan cara delivery, film ini hampir tidak berlainan dengan prekuelnya. Fokusnya senantiasa pada kabur, bersembunyi, serta tidak berbicara. Tetapi, A Quiet Place II menawarkan rasio yang lebih besar, lebih lingkungan, di mana salah satunya nampak pada kisahnya.
Cerita A Quiet Place II di informasikan dalam sebagian alur dengan tiap- tiap alur mempunyai kepribadian kuncinya. Plot- plot itu berjalan dengan cara paralel, tetapi selesai di titik yang serupa. Akibatnya, perihal itu berikan peluang pada karakter- karakter semacam Regan serta Marcus buat memperoleh arc- nya sendiri. Character developmentnya jadi lebih matang, bertumbuh, berlainan dibandingkan prekuelnya yang lebih Evelyn serta Lee sentris.
Dari karakter- karakter yang mulanya dituturkan, Regan lah yang sangat mencuri atensi. Beliau muncul dengan serangkaian aksi- aksi yang berkilau. Sosoknya lebih berusia, licik, serta berani. Character development nya lezat diiringi, meneruskan arc yang telah di- setup di film awal.
Tidak hanya narasi, rasio yang lebih besar pula nampak dari kerangka tempatnya. Pada film awal, kita lebih banyak memandang keluarga Abbott di kediamannya, suatu peternakan. Saat ini mereka pergi dari alam aman, berikan cerminan yang lebih nyata pertanyaan bumi sesudah alien melanda.
Setting bumi pada A Quiet Place II memanglah tidak dapat dibilang se- original rancangan filmnya. Desainnya lumayan generik, semacam mayoritas film post- apocalypse, masuk dalam area“ been there, done that”.
Walaupun sedemikian itu, setting yang lebih mewah membolehkan John Krasinski buat lebih lapang bercanda dengan kehebohan horror dan bahaya alien. Hasilnya sanggup membetot jantung serta membuat pemirsa menahan napas di bioskop.
Dari bidang teknis, A Quiet Place II sedang menjaga idiosinkrasi film pertamanya yang membagikan atensi lebih kepada sound design. Teknis suara senantiasa diperlakukan dengan cermat, strategik, buat memperkenalkan teror serta peperangan yang berlainan dibandingkan film horror atau sci fi mayoritas.
Noise( berisik) serta silence( sepi) merupakan perihal integral dari A Quiet Place, bagus buat narasi ataupun peperangan, alhasil atensi pada perihal itu telah agunan tertentu.
Baca juga : Review Film The Wolverine, Yang Bercerita Tentang Manusia Dengan Kemampuan Super
All in all, A Quiet Place Part II lagi- lagi menerangkan kalau suatu sekuel dari film awal tidak dapat dikira sepele. Dengan eksekusi yang cocok, suatu sekuel dapat lebih baik dibandingkan prekuelnya.
A Quiet Place II tidak cuma well- executed, namun tingkatkan apa saja yang istimewa dari film pertamanya, bagus dari bagian narasi, horror, ataupun teknis suara. Kisahnya juga senantiasa intimate dengan interaksi dampingi kepribadian jadi batin dari film ini, bukan teror aliennya.
Kala A Quiet Place II berakhir, pemirsa hendak terbuat serupa‘ greget’ nya dengan film awal.