Review Film: ‘Kau dan Dia’
4 min readReview Film: ‘Kau dan Dia’ – Pada tanggal pada 14 September 2021, MAXstream dengan cara khusus mengeluarkan film anak muda terkini berjudul‘ Kau dan Dia’, suatu drama otentik mengenai senang gelisah pertemanan 2 orang wanita anak muda.
Review Film: ‘Kau dan Dia’
flixmaster – ‘ Kau dan Dia’ disutradarai oleh Ivan Bandhito serta diperankan oleh favorit anak muda Indonesia, Anneth Delliecia, Zara Leola, Ari Irham, serta Bima Azriel.
Melansir cineverse, Cerita ini berfokus pada Anneth serta Zara yang bersama menjadi kepribadian dengan namanya sendiri. Keduanya sudah berkawan sepanjang nyaris 9 tahun. Pertemanan mereka diawali dikala sedang terletak di kursi sekolah dasar.
Baca juga : Review Film: ‘He’s All That’
Mereka berkembang bersama sampai jadi 2 anak muda perempuan yang menawan serta mempesona. Tindakan mereka yang bertentangan menghasilkan ikatan pertemanan ini terus menjadi akrab.
Anneth ditafsirkan mempunyai tindakan kewanitaan serta aleman. Tindakan ini timbul sebab Anneth dirawat dari kecil oleh ibunya seseorang diri. Sedangkan Zara, beliau amat tomboi serta acuh tak acuh sebab dibesarkan seseorang diri oleh bapaknya yang ialah seseorang musisi.
Bunda Anneth diperankan oleh Wulan Guritno, sebaliknya papa Zara diperankan oleh Enda“ Ungu”. Metode membimbing serta didikan buat keduanya nyata berlainan, tetapi mereka dapat silih memenuhi satu serupa lain.
Beranjak anak muda, mereka berpelajaran di SMA yang serupa. Sepanjang 9 tahun berkawan, perihal semacam itu telah lazim terjalin sebab memanglah mereka merupakan 2 kawan yang tidak dapat dipisahkan.
Sampai sesuatu kala, seseorang anak muda pria tiba. Beliau merupakan Naldo yang diperankan oleh Ari Irham. Naldo ialah anak didik pindahan dari Bandung. Ia ramah, aktif, ganteng, serta atensi.
Naldo awal kali dipertemukan dengan Zara di suatu alun- alun basket. Kesimpulannya, main bersama. Semenjak pertemuan itu, Zara menggambarkan perihal ini pada Anneth serta Anneth yang mengenali perihal itu amat suka. Karena, Zara ialah seseorang yang tertutup terlebih pertanyaan perasaannya.
Kehadiran Naldo awal mulanya tidak sangat lumayan diperlihatkan, cuma saja semenjak Naldo berjumpa dengan Anneth pada sesuatu momen perkenalan, seluruhnya mulai berganti.
Kedatangan Naldo seakan jadi orang ketiga di antara pertemanan Anneth serta Zara. Perihal ini diakibatkan oleh tindakan Naldo yang seakan membagikan atensi lebih pada Zara.
Sementara itu, beliau memiliki arti lain. Bawa cerita asmara anak muda yang enteng,‘ Kau dan Dia’ pula memperkenalkan cerita ikatan antara orang berumur serta anak. Kita hendak dibawa pada alibi yang sesungguhnya, kenapa bunda Anneth serta papa Zara jadi orang berumur tunggal buat keduanya.
Cerita itu terhitung enteng buat suatu film anak muda Indonesia. Jalur ceritanya pula amat dekat dengan kehidupan anak muda era saat ini. Walaupun dibumbui dengan bentrokan di antara orang berumur serta anak, perihal itu tidak sangat ditonjolkan oleh film ini.
Cerminan yang lebih dipusatkan merupakan kepribadian Anneth serta Zara yang labil. Dengan sedemikian itu, nampak nyata kalau film‘ Kau dan Dia’ memanglah tidak mengarah deskripsi narasi yang dipadati oleh bentrokan.
Ilham narasi‘ Kau dan Dia’ memanglah terhitung menarik, terlebih mengantarkan rumor terbaru yang terjalin di golongan anak muda. Tetapi, perihal ini yang malah jadi kekurangan film itu sebab narasi yang dibawakan terkesan amat pengulangan serta kira- kira gampang diduga.
Pemirsa cuma hendak terbawa atmosfer senang gelisah pertemanan, ditambah atmosfer terbawaperasaan dikala dimunculkannya segmen Naldo, Zara, ataupun Anneth.
Dari bagian pemeranan, ikatan chemistry yang berupaya dibentuk oleh para player telah lumayan bagus, cuma sering- kali kedudukan yang berupaya dibawakan itu sedang kurang all out.
Marah yang coba di informasikan lewat bentrokan orang berumur serta anak telah tersampaikan dengan bagus, tetapi dikala wajib kembali pada ikatan Anneth serta Zara sedang kurang maksimum. Sesungguhnya, film ini amat berupaya memperkenalkan marah anak muda yang tingkatnya sedang lumayan enteng, namun eksekusinya belum baik
Tidak hanya itu, pemirsa pula hendak terbawa marah dikala wajib memandang kepribadian Naldo. Sesungguhnya, tindakan Naldo bagus serta tentu amat diimpikan oleh banyak anak muda gadis.
Hendak namun, terdapat sebagian tindakan Naldo yang sangat membuat pemirsa gregetan dikala melihat tingkahnya. Nyata, itu bawa kehebohan lain dikala menyaksikan‘ Kau dan Dia’.
Deskripsi yang berupaya diperlihatkan nampak baik dengan kulitas HD yang membagikan kita atmosfer aman kala menyaksikan. Dengan sedemikian itu, kita terbuat seakan sempat hadapi perihal yang serupa dengan peristiwa Anneth, Zara, serta Naldo.
Tetapi, terdapat sebagian perihal yang kurang bagus dikala cara editing, dikala merambah sebagian scene flashback. Dampak slow motion yang digunakan nampak kurang cocok kala mengarah bagian khusus serta justru terkesan patah- patah. Beruntungnya, dampak itu tidak banyak dipakai, cuma di sebagian bagian memasukkan scene flashback.
Masuk ke bagian pengumpulan lukisan, flim ini terkesan semacam drama Indonesia pada biasanya karena menunjukkan footage berbentuk jalanan bunda kota. Sinematografi yang diperlihatkan tidak sangat kokoh alhasil kurang dapat menampilkan marah yang coba di informasikan para aktornya. Kala segmen meratap, posisi kamera pula kurang menerangi mimik muka para player.
Sedangkan terpaut pencerahan film, sesungguhnya tidak sangat menganggu mata. Sebagian segmen mempunyai pencerahan yang kurang jelas serta dikala siang hari pencerahan yang dipakai sangat jelas. Perihal ini hendak berikan dampak atmosfer yang kurang energik antara tiap adeganya.
Baca juga : Plot Film Vivarium, Film Thriller Tahun 2019
Karakteristik khas film Indonesia, mayoritas memasukan pendamping nada memakai soundtrack lagu. Merambah bagian ini, sesungguhnya soundtrack yang dipakai tidak sangat bermasalah. Lagu itu lumayan, memandatkan perasaan dari para aktornya. Melirik yang terdapat dalam soundtrack lagu pula amat dapat menggantikan tiap adegannya.
Tetapi, sebagian segmen terasa hambar sebab memakai metode scoring yang kurang cocok. Salah satunya terdapat dalam segmen puncak antara Anneth serta Zara. Walaupun sedemikian itu, segmen itu sedang dapat lumayan dinikmati sebab memanglah tidak sangat mengusik.